.com

Mengumpan Anak Yang Rewel - Kebiasaan Buruk Orang Tua

f g+ t
Publikasikan :
Mengumpan Anak Yang Rewel - Kebiasaan Buruk Orang Tua
Mengumpan anak yang rewel adalah salah satu dari 37 kebiasaan buruk orangtua. Ketika anak kita menangis, marah dan merengek untuk mendapatkan sesuatu dengan cara memaksa, seringkali yang kita lakukan adalah mengalihkan perhatiannya kepada objek atau hal lain. Tindakan tersebut kita lakukan dengan harapan anak akan berhenti merengek. Tetapi justru sang anak malah melakukan hal sebaliknya, yaitu merengek lebih keras.

Misalnya saat anak kita menangis, tangisannya disebabkan karena dia menginginkan mainan. Respon kita agar dia tidak fokus ke mainan adalah mengalihkan perhatiannya ke hal lain, seperti "Eh lihat ada gambar lucu, gambar apa ini?" Atau "Tuh lihat ada adik pakai sepatu apa itu?"

Perlu diingat bahwa ketika anak dalam keadaan fokus pada sesuatu yang diharapkannya, dia akan memancing emosi orang tua, dan emosinya sendiri akan menjadi sensitif.

Mengumpan Anak Yang Rewel - Kebiasaan Buruk Orang Tua

Kebanyakan seorang anak sudah memiliki kepintaran. Jika belum ada kata sepakat dalam menyelesaikan permasalahan, dia akan giat untuk fokus dan tidak mau dialihkan ke hal lain. Dia akan marah apabila kita mencoba untuk mengalihkan perhatiannya.

Yang Seharusnya Dilakukan


Segera bahas dan sepakati di tempat jika sang anak menginginkan sesuatu, tidak perlu menunggu untuk melakukan kesepakatannya di rumah.

Sampaikan langsung kepada anak apa yang kita harapkan untuk` menanggapi keinginannya, contohnya "Sekarang Ibu / Ayah belum bisa membeli mainan itu. Kalau kamu mau caranya harus menabung dulu. Nanti Ibu / Ayah ajari caranya menabung. Bila kamu masih terus merengek, kita batalin acara jalan-jalan ini, dan kita langsung pulang."

Kita tunggu respon sang anak. Jika dia masih merengek, kita harus konsisten dengan kesepakatan yang kita ucapkan tadi. Langsung pulang. Walaupun barang belanjaan ada yang belum terbeli. Untuk urusan berbelanja, kita bisa menundanya karena bisa kita lakukan di lain waktu, tapi jangan pernah menunda dalam urusan mendidik anak.

No comments:

Post a Comment